Oleh: Ratih | Maret 20, 2009

Masa Kecilku (Idiih) Part 1

Cutest Baby Ever

Cutest Baby Ever

Tebakan: Siapakah anak imut di atas?
Jawaban: Percaya nggak percaya, itu saya loh everibadih!

Sedikit bernostalgila sama masa kecil nih ceritanya.

Sejak aku bisa ingat, itu kira-kira usia tiga tahun, aku udah tinggal di rumah eyang. Luas bangunannya sekitar 150 meter persegi dan luas halaman 300 meter persegi. Buat aku yang masih kecil, rumah itu luas banget. Aku inget aku kalau siang main sepeda puter-puter halaman. Dan kalau malam pengen sepedaan, ya puter-puter di dalem rumah. Yap! Aku sepedaan di dalem rumah.

Setelah itu kami, Ayahku, Ibuku sama aku yang waktu itu masih gembul, putih dan pesek (lihat foto), pindah ke rumah kami sendiri di kruing raya 167. Aku yang saat itu 3 tahun udah bisa baca tulis. Walhasil masuklah aku ke sebuah TK di kruing. TK Flamboyan. Aku inget di TK aku sering dijahili. Temenku sedikit dan aku anak kesayangan bu guru. Mungkin mereka iri gara-gara aku imut dan pintar kali ya? –disepak- Eh, aku beneran pinter lho pas TK (penekanan pada kata pas TK) soalnya pernah beberapa kali disuruh baca puisi di RRI.

Kambeg tu stori. Temen TK ku yang kuinget namanya Citra. Citra orangnya asyik, tetap mau temenan sama aku walaupun yang lain ngejauhi. Satu lagi cewek chubby, anaknya alus (lembek) banget. Namanya aku lupa. Yang satu lagi cowok, ngomongnya celat. Aku juga lupa namanya.

Walaupun banyak yang ngusilin (terutama dua orang cewek begis, yang satu rambut panjang banget, satunya pendek banget) tapi aku nggak pernah nangis. Aku selalu heran kenapa temen-temen itu pada betah ngerjain aku. Padahal akunya nggak pernah ngerasa terganggu tuh! Pernah suatu hari mereka taruhan kalau aku bakal nangis di rumah. Tapi nggak. Di rumah aku merasa menang soalnya aku nggak pernah nangis. Ah, enaknya waktu itu., aku cuma perlu membuktikan semuanya buat diriku sendiri.

Di rumahku yang belakangnya tembus ke masjid itu, aku selalu sendirian tiap siang. Pertamanya ada ’si ibu’ yang membantu ibuku jagain aku. Tapi setelah si ibu ini berhenti kerja, aku selalu di jagain sama Bude In, sahabat ibuku sejak jaman hudal dan putri semata wayangnya yang akhirnya jadi sobatku sampai detik ini, cipluk.

Kedua orang tuaku kerja. Aku selalu berusaha jadi anak manis, sambil nunggu Ibu pulang sekitar jam setengah satu siang. Kalau Ibu pulang (apalagi bawa oleh-oleh) rasanya seneng banget, kayak abis setahun nggak ketemu.

Ada pengalaman menarik yang sebenernya sangat nggak menarik. Dulu aku pernah dibeliin sandal yang gambarnya sailormoon. Suatu hari, aku sama anak tetangga depan rumah main di pohon samping rumahku. Ranting pohon itu ada di atas selokan. Kamipun bergelantungan ala monyet ilang di situ. Dan begonya aku pakai sandal. Jadilah yang satu copot dan jatuh ke selokan, trus ilang mengikuti arus kehidupan. Yang sebelah kiri kalo nggak salah.

Aku suka benget sandal plastik itu. Terus ibu beliin aku lagi sepasang yang lain. Agak kecewa juga soalnya nggak mirip sama yang dulu. Yang ini gambarnya kelinci, yang dulu sailormoon. Dan begonya kejadian dulu, yang bikin aku harus merelakan sebelah sandalku yang tak kuasa melawan arus, pun terulang kembali bagai lingkaran setan tiada henti.
Aku ngulangi kesalahan bodoh yang sama. Silahkan tertawa karena pada nyatanya sebelah sandalku beneran ilang lagi jara-gara jatuh ke selokan. Untuk yang kedua kali. Kali ini yang kanan. Jadilah aku kemana-mana pakai sandal selen (jawa: berlainan). Yang kanan gambarnya sailormoon yang kiri gambarnya kelinci. Selamat jalan wahai sandal-sandalku! Semoga kamu bisa saling bertemu dan hidup bahagia bersama di sana! Huhuhu…

Roda kehidupan pun berputar lagi. Ekonomi bangsa kian terpuruk. Satu tahun menjelang krisis moneter tahun 1998, CV konsultan arsitek ayahku pun tutup. Dan kami sekeluarga pindah lagi ke rumah eyang di sawunggaling karena rumah di kruing dijual. Bay-bay Citra, Bu Guru, yang aku lupa namanya, sama satu lagi yang aku lupa namanya juga. Bay-bay anak tetangga depan rumah. Bay-bay everibadih!

TuBerColusis –digiles kebo-

To Be Continued.


Tanggapan

  1. serem baget, tapi menarik perhatian…

  2. ahahahaahahh
    itu bukan gara2 lingkaran setan , tamaaaa ..
    itu namanya STUPIDITY . PURELY STUPIDITY .

    yah tapapa laaah
    masi kecil kok masi bisa dimaapin.

    menginspirasi nih .
    kapan2 bikin juga ah ttg masakecil ..

    hhaeu .


Tinggalkan komentar

Kategori