Cutest Baby Ever

Tebakan: Siapakah anak imut di atas?
Jawaban: Percaya nggak percaya, itu saya loh everibadih!

Sedikit bernostalgila sama masa kecil nih ceritanya.

<!–[if !mso]> <! st1\:*{behavior:url(#ieooui) } –>

Ada nggak sih bengkel memori? Sirkuitku bener-bener butuh reparasi ulang nih! Udah gawat!

Dari dulu aku ngidap short term memory yang lumayan kronis dan tambah parah beberapa waktu ini. Aku bisa lupa sesuatu dalam hitungan detik. Aku juga sering nyasar. Di samping lupa jalan aku juga buta arah. Rekor terbaikku, aku pernah nyasar dalam radius satu kilometer dari rumah.

Parahnya ingatanku juga sudah mematahkan teori bahwa ingatan berupa visual akan bertahan lebih lama karena pada nyatanya aku masih sering salah bedain antara hijau toska dan biru toska –nggak nyambung-.

Well, ini mungkin pengaruh genetik karena ibuku diketahui juga punya permasalahan serupa. Susah menghapal.

Tapi aku jauh lebih parah.

http://cattleyagarden.blogspot.com/

Dulu aku nggak gila nulis kayak sekarang, soalnya dulu aku itu gila beneran, -bukan deng! Aku cukup suka nulis dan baca tapi lebih cenderung ke nggambar. Aku gambar sejak aku sendiri nggak inget kapan. Pokoknya jadul banget. Karena itu yang berkembang banyak dulu itu sense nggambarku. Nulis nggak gitu berkembang.

Tapi aku dulu cukup suka nulis catatan harian walau bentuknya rada beda dari buku harian umum. Aku suka nulis surat buat Mia, sahabatku dari jaman baheula, yang isinya soal kejadian yang aku alami hari itu. Bentuknya kayak curhat gitu. Bukan kayak lagi, tapi emang isinya curhat. Bedanya, kalau buku harian biasa nggak ada yang bales tapi kalau suratku pasti bakal dibales sama dia. Tapi itu nggak bertahan terlalu lama karena aku orangnya cepet bosen. Paling cuma sampai kelulusan SD.

Nah, waktu SMP komplotanku alias partner in crime ku bertambah. Otomatis duniaku jadi tambah luas. Aku tumbuh jadi anak tomboy yang agak bandel dan super luarbiasa lebay. Aku juga mulai kenal sama internet waktu SMP.

Suatu hari, si Asha, seseorang yang langsung klop sama kelebayan-ku di hari pertama kenal, memberi pencerahan dan mengembalikanku ke jalan yang terang. Oh, salah. Dia justru yang menyesatkanku di dunia perbloggingan ini. Dari blog pertamanya dia, minat tulis menulis mulai berusaha untuk melengserkan sense menggambarku. Tapi aku masih belum tertarik sama blog.

Di kelas tiga, masa-masa ujian nasional, pikiran kreatifku mulai mendesak keluar dalam wujud kata-kata sebagai aktualisasi diri. Gampangnya, waktu itu aku lagi butuh media curhat yang cepet buat melepaskan beban menjelang ujian nasional. Karena aku ngerasa kalo curhat lewat gambar itu makan waktu lama, takutnya malah bisa jadi tambah stres  (walau pada faktanya pas SMP aku nggak pernah stres). Walhasil aku jadi mulai sering bikin surat lagi. Surat itu lantas aku kasihin Mia sama Asha sepulang sekolah soalnya kami satu SMP. Tapi aku udah punya blog buat iseng-iseng aja.

Masuk ke masa SMA yang sangat menyebalkan dimana aku tiba-tiba jadi suka menimbun stres sampai perutku sering kena maag akibat asam lambung meningkat. Di SMA ini, aku udah nggak gitu serius sama gambar dan mulai beralih ke nulis. Aku juga masuk klub jurnalistik walau masih belum ngapain-ngapain. Sekitar bulan maret 2007 (atau april ya?) aku bikin blog lagi yang alamatnya

Ini blog yang masih eksis sampai sekarang. Awalnya masih berupa curhatan-curhatan nggak guna. Tapi suatu hari aku memutuskan -ceileh- untuk mengganti konten blog itu dengan all about jurnalistik dengan fasilitas blog yang lumayan lengkap. Backgroundnya pun aku buat sendiri.

Daaan… ternyata aku harus sejenak mengesampingkan blogku yang imut itu karena tugas TIK yang mengharuskan aku punya blog di wordpress ini. Aku nggak punya ide buat nulis apa di sini. Akhirnya aku tetapkan blog ini jadi blog pribadiku. Karena itulah namanya dunia kacau balau, sesuai sama duniaku yang campur aduk.

Kalau sempet, main-main ke blogku yang satunya ya!